Belajar Ngaji di Tangerang Selatan

Alamat Belajar Ngaji di Tangerang Selatan


KEUTAMAAN BELAJAR DAN MENGAJARKAN AL-QURAN 

“Sesungguhnya beberapa orang yang senantiasa membaca kitab Allah serta kerjakan salat serta menafkahkan sebahagian dari rejeki yang Kami anugerahkan pada mereka dengan diam-diam serta terang-terangan, mereka itu menginginkan perniagaan yang akan tidak tidak untung, supaya Allah menyempurnakan pada mereka pahala mereka serta menaikkan pada mereka dari karunia-Nya. Sebenarnya Allah Maha Pengampun sekali lagi Maha Mensyukuri”. 

(Faathir : 29-30). 

Dalam kitab Shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan satu hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, kalau Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 
 خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ 

“Sebaik-baik kalian yaitu orang yang belajar Al-Qur`an serta mengajarkannya. ” 

Tetap dalam hadits kisah Al-Bukhari dari Utsman bin Affan, namun dalam redaksi yang agak berlainan, dijelaskan kalau Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,  
 إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ 

“Sesungguhnya orang yang paling penting diantara kalian yaitu yang belajar Al-Qur`an serta mengajarkannya. ” 

Dalam dua hadits diatas, ada dua amalan yang bisa buat seseorang muslim jadi yang paling baik diantara saudara-saudaranya sesama muslim yang lain, yakni belajar Al-Qur`an serta mengajarkan Al-Qur`an. Pasti, baik belajar maupun mengajar yang bisa buat seorang jadi yang paling baik disini, tidak dapat terlepas dari keutamaan Al-Qur`an tersebut. Al-Qur`an yaitu kalam Allah, firman-firman-Nya yang di turunkan pada Nabi-Nya lewat penghubung Malaikat Jibril Alaihissalam. Al-Qur`an yaitu sumber pertama serta referensi paling utama dalam ajaran Islam. Karna keutamaan yang tinggi berikut, yang buat Abu Abdirrahman As-Sulami –salah seseorang yang meriwayatkan hadits ini– ikhlas belajar serta mengajarkan Al-Qur`an mulai sejak jaman Utsman bin Affan sampai masa Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi. 

Hadis ini tunjukkan juga akan keutamaan membaca Alquran. Satu saat Sufyan Tsauri di tanya, manakah yang engkau sayangi orang yang berperang atau yang membaca Alquran? Ia berkata, membaca Alquran, karna Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sebaik-baik kalian yaitu orang yang belajar Alquran serta mengajarkannya pada orang lain”. Imam Abu Abdurrahman As-Sulami tetaplah mengajarkan Alquran sepanjang empat puluh th. di mesjid agung Kufah karena sebab ia sudah mendengar hadis ini. Setiap saat ia meriwayatkan hadis ini, senantiasa berkata : “Inilah yang mendudukkan saya di kursi ini”. 

Al Hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya Fadhail Quran halaman 126-127 berkata : Arti dari sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam “Sebaik-baik kalian yaitu orang yang belajar Alquran serta mengajarkan pada orang lain” yaitu, kalau ini sifat-sifat beberapa orang mukmin yang ikuti serta meneladani beberapa rasul. Mereka sudah menyempurnakan sendiri serta menyempurnakan orang yang lain. Hal tersebut adalah paduan pada faedah yang terbatas untuk diri mereka serta yang menyebar pada orang yang lain. 

DariAbdullah bin Masud ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda kepadaku : Bacakan Alquran kepadaku. Saya ajukan pertanyaan : Wahai Rasulullah, saya mesti membacakan Alquran pada baginda, sedang pada bagidalah Alquran di turunkan? Rasulullah saw. bersabda : Sebenarnya saya suka apabila dengarkan dari orang selainku. Lalu saya membaca surat An-Nisa’. Saat hingga pada ayat yang berbunyi : {Maka bagaimana (perihal orang kafir kelak), bila Kami menghadirkan seseorang saksi (rasul) dari masing-masing umat serta Kami menghadirkan engkau (Muhammad) jadi saksi atas mereka itu (umatmu). } Saya angkat kepalaku atau dengan mendadak ada seorang ada di sampingku. Serta saat saya angkat kepalaku, saya lihat beliau mencucurkan air mata. Sahih Muslim No : 1332 

Imam Nawawi berkata Ada banyak hal yang bisa dipetik dari hadis ini, salah satunya : sunat hukumnya dengarkan bacaan Alquran, merenungi, serta menangis saat mendengarnya, serta sunat hukumnya seorang memohon pada orang yang lain untuk membaca Al Quran supaya dia mendengarkannya, serta langkah tersebut lebih mantap untuk mengerti serta mentadabburi Al Quran, dibanding dengan membaca sendiri. 

“Orang yang membaca Al-Qur’an sedang dia mahir mengerjakannya, nantinya memperoleh tempat didalam Syurga bersama dengan rasul-rasul yang mulia sekali lagi baik. Sedang orang yang membaca Al-Qur’an, namun dia tidak mahir, membacanya tertegun-tegun serta terlihat agak berat lidahnya (belum juga lancar), dia juga akan memperoleh dua pahala. ” (Kisah Bukhari & Muslim) 

“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an yaitu seperti buah Utrujjah yang baunya harum serta rasa-rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yg tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma yg tidak berbau tengah rasa-rasanya enak serta manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an yaitu seperti raihanah yang baunya harum tengah rasa-rasanya pahit. Serta perumpamaan orang munafik yg tidak membaca Al-Qur’an yaitu seperti hanzhalah yg tidak berbau tengah rasa-rasanya pahit. ” (Kisah Bukhari & Muslim) 
“Sesunggunya Allah swt mengangkat derajat sebagian kelompok manusia dengan kalam ini serta merendahkan derajat kelompok yang lain. ” (Kisah Bukhari & Muslim) 

“Bacalah Al-Qur’an karna dia akan tiba pada hari Kiamat jadi juru syafaat untuk pembacanya. ” (Kisah Muslim) 

“Tidak dapat iri hati, terkecuali pada dua seperti orang : yakni orang lelaki yang di beri Allah swt pengetahuan mengenai Al-Qur’an serta diamalkannya selama malam serta siang ; serta orang lelaki yang dianugerahi Allah swt harta, lalu dia menafkahkannya selama malam serta siang. ” (Kisah Bukhari & Muslim) 

Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman : “Barangsiapa disibukkan dengan membahas Al-Qur’an serta mengatakan nama-Ku, hingga tidak pernah memohon kepada-KU, jadi Saya beri padanya sebaik-baik pemberian yang Saya beri pada beberapa orang yang memohon. Serta keutamaan kalam Allah atas pengucapan yang lain yaitu seperti, keutamaan Allah atas makhluk-Nya. (Kisah Tirmidzi) 

“Sesungguhnya orang yg tidak ada dalam rongga tubuhnya suatu hal dari Al-Qur’an yaitu seperti tempat tinggal yang rubuh. ” (Kisah Tirmidzi) 

“Dikatakan pada pembaca Al-Qur’an, bacalah serta naiklah dan bacalah dengan tartil seperti engkau membacanya didunia karna kedudukanmu yaitu pada akhir ayat yang engkau baca. ” (Kisah Abu Dawud, Tirmidzi serta Nasa’I) 

“Barangsiapa membaca Al-Qur’an serta mengamalkan berisi, Allah menggunakankan pada ke-2 orang tuanya di hari kiamat satu mahkota yang sinarnya semakin bagus daripada cahaya matahari di bebrapa tempat tinggal didunia. Jadi bagaimana responmu pada orang yang mengamalkan ini. ” (Kisah Abu Dawud) 

Abdul Humaidi Al-Hamani, berkata : “Aku ajukan pertanyaan pada Sufyan Ath-Thauri, manakah yang lebih engkau gemari, orang yang berperang atau orang yang membaca Al-Qur’an? ” Sufyan menjawab : “Membaca Al-Qur’an. Karna Nabi saw bersabda. ‘Orang yang paling baik diantara anda yaitu orang yang belajar Al-Qur’an serta mengajarkannya. ” 

Arti dari belajar Al-Qur`an disini, yakni pelajari langkah membaca Al-Qur`an. Bukanlah pelajari tafsir Al-Qur`an, asbabun nuzulnya, nasikh mansukhnya, balaghahnya, atau beberapa pengetahuan beda dalam ulumul Qur`an. Walau beberapa pengetahuan Al-Qur`an ini penting juga dipelajari, tetapi hadits ini mengatakan kalau pelajari Al-Qur`an yaitu lebih paling utama. Pelajari Al-Qur`an yaitu belajar membaca Al-Qur`an dengan dibarengi hukum tajwidnya, supaya bisa membaca Al-Qur`an dengan tartil serta benar seperti saat Al-Qur`an di turunkan. Karna Allah serta Rasul-Nya begitu suka pada seseorang muslim yang pintar membaca Al-Qur`an. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ 
. (متفق عليه) “

“Orang yang pintar membaca Al-Qur`an, dia dengan beberapa malaikat yang mulia serta taat. Sedang orang yang membaca Al-Qur`an dengan terbata-bata serta berat melafalkannya, jadi dia memperoleh dua pahala. ” (Muttafaq Alaih) 

Serta dalam Al-Qur`an dijelaskan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk membaca Al-Qur`an dengan tartil, 

ورتل القرءان ترتيلا. (المزمل : (4) 

“Dan bacalah Al-Qur`an dengan setartil-tartilnya. ” (Al-Muzzammil : 4) 

Mengenai arti dari mengajarkan Al-Qur`an, yakni mengajari orang yang lain langkah membaca Al-Qur`an yang benar berdasar pada hukum tajwid. Seumpamanya mengajarkan beberapa pengetahuan beda pada umumnya atau mengemukakan beberapa pengetahuan yang dipunyai pada orang yang lain yaitu perbuatan mulia serta memperoleh pahala dari Allah, pasti mengajarkan Al-Qur`an lebih paling utama. Bahkan juga saat Sufyan Ats-Tsauri di tanya, mana yang lebih paling utama pada berjihad di jalan Allah serta mengajarkan Al-Qur`an, dia menyebutkan kalau mengajarkan Al-Qur`an lebih paling utama. Ats-Tsauri mendasarkan gagasannya pada hadits ini. 

Akan tetapi, walau orang yang belajar Al-Qur`an yaitu sebaik-baik orang muslim serta mengajarkan Al-Qur`an pada orang yang lain juga sebaik-baik orang muslim, pasti semakin lebih baik serta paling utama sekali lagi bila orang itu memadukan keduanya. Tujuannya, orang itu belajar langkah membaca Al-Qur`an sekalian mengajarkan pada orang yang lain apa yang sudah dipelajarinya. Serta, dari hadits ini dapat juga dipahami, kalau orang yang mengajar Al-Qur`an mesti alami fase belajar terlebih dulu. Dia mesti telah sempat belajar membaca Al-Qur`an terlebih dulu. Sebab, orang yang belum juga sempat belajar membaca Al-Qur`an, namun dia berani mengajarkan Al-Qur`an pada orang yang lain, jadi apa yang diajarkannya juga akan banyak kekeliruannya. Karna dia mengajarkan suatu hal yg tidak dia kuasai ilmunya




Syaikh Ibnu ‘Utsaimin menjelaskan bahwa membaca kitab Allah ada dua macam:

Pertama, membaca hukmiyyah, yakni membenarkan berita-berita yang ada dan melaksanakan hukumnya dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.

Kedua, membaca lafzhiyyah, yakni membaca lafaznya. Telah datang nash-nash yang cukup banyak menerangkan tentang keutamaannya, baik membaca secara umum isi Alquran, surat tertentu maupun ayat tertentu (lih. Majaalis Syahri Ramadhan, tentang Fadhlu tilaawatil Qur’aan).

Keutamaan Membaca Alquran

Berikut ini akan kami sebutkan keutamaan membaca Alquran:

1. Sebaik-baik manusia adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَه

“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Hal itu dikarenakan Alquran adalah firman Allah Rabbul ‘aalamin. Alquran merupakan ilmu yang paling utama dan paling mulia, oleh karena itu orang yang mempelajari dan mengajarkannya adalah orang yang terbaik di sisi Allah Ta’ala.

2. Alquran adalah sebaik-baik ucapan

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran.” (QS. Az Zumar: 23)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ »

“Amma ba’du, sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, seburuk-buruk urusan adalah perbuatan yang diada-adakan (dalam agama) dan semua bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim)

Imam Syafi’i dan ulama lainnya berpendapat bahwa membaca Alquran merupakan dzikr yang paling utama.

3. Orang yang mahir membaca Alquran akan bersama para malaikat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

“Orang yang lancar membaca Alquran akan bersama malaikat utusan yang mulia lagi berbakti, sedangkan orang yang membaca Alquran dengan tersendat-sendat lagi berat, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim)

Orang yang tersendat-sendat dalam membaca Alquran mendapatkan dua pahala adalah hasil dari membaca Alquran dan karena telah bersusah payah untuknya.

4.  Orang yang membaca Alquran diibaratkan seperti buah utrujjah yang luarnya wangi dan dalamnya manis.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ (البخاري)

“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran adalah seperti buah utrujjah; aromanya wangi dan rasanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah kurma; tidak ada wanginya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Alquran adalah seperti tumbuhan raihaanah (kemangi); aromanya wangi tetapi rasanya pahit, sedangkan orang munafik yang tidak membaca Alquran adalah seperti tumbuhan hanzhalah; tidak ada wanginya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari-Muslim)

5.  Alquran akan memberi syafaat kepada pembacanya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

“Bacalah Alquran, karena ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat kepada pembacanya.” (HR. Muslim)

6. Membaca satu atau dua ayat Alquran lebih baik daripada memperoleh satu atau dua ekor onta yang besar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada para sahabat:

« أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيقِ فَيَأْتِىَ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ فِى غَيْرِ إِثْمٍ وَلاَ قَطْعِ رَحِمٍ » . فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ نُحِبُّ ذَلِكَ . قَالَ « أَفَلاَ يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمَ أَوْ يَقْرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإِبِلِ » .

“Siapakah di antara kalian yang suka berangkat pagi setiap hari ke Bathhan atau ‘Aqiq dan pulangnya membawa dua onta yang besar punuknya tanpa melakukan dosa dan memutuskan tali silaturrahim?” Para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, kami suka hal itu.” Beliau bersabda: “Tidak adakah salah seorang di antara kamu yang pergi ke masjid, lalu ia belajar atau membaca dua ayat Alquran? Yang sesungguhnya hal itu lebih baik daripada memperoleh dua ekor onta, tiga ayat lebih baik daripada tiga ekor onta, empat ayat lebih baik daripada empat ekor onta dan (jika lebih) sesuai jumlah itu dari beberapa ekor onta.” (HR. Muslim)

7. Rahmat dan ketentraman akan turun ketika berkumpul membaca Alquran

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ

“Tidaklah berkumpul sebuah kaum di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya, kecuali akan turun ketentraman kepada mereka, diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat dan Allah akan menyebut mereka ke hadapan makhluk di sisi-Nya.” (HR. Muslim)

8. Karena kemuliaan Alquran, tidak pantas bagi yang telah menghapalnya mengatakan “Saya lupa ayat ini dan itu”, tetapi hendaknya mengatakan “Ayat ini telah terlupakan.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا يقُلْ أحْدُكم نِسيَتُ آية كَيْتَ وكيْتَ بل هو نُسِّيَ

“Janganlah salah seorang di antara kamu berkata: “Saya lupa ayat ini dan ini”, bahkan ayat itu telah dilupakan.” (HR. Muslim)

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Hal itu karena ucapan “saya lupa” terkesan adanya sikap tidak peduli dengan ayat Alquran yang dihapalnya sehingga ia pun melupakannya.”

9. Membaca satu huruf Alquran akan memperoleh sepuluh kebaikan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

10. Alquran merupakan tali Allah

Ali bin Abi Thalib berkata, “Alquran adalah Kitabullah, di dalamnya terdapat berita generasi sebelum kalian, berita yang akan terjadi setelah kalian dan sebagai hukum di antara kalian. Alquran adalah keputusan yang serius bukan main-main, barangsiapa meninggalkannya dengan sombong pasti dibinasakan Allah, barangsiapa mencari petunjuk kepada selainnya pasti disesatkan Allah. Dialah tali Allah yang kokoh,  peringatan yang bijaksana dan jalan yang lurus. Dengan Alquran hawa nafsu tidak akan menyeleweng dan lisan tidak akan rancu. Paraulama tidak akan merasa cukup (dalam membacanya dan mempelajarinya), Alquran tidak akan usang karena banyak pengulangan, dan tidak akan habis keajaibannya. Dialah Alquran, di mana jin tidak berhenti mendengarnya sehingga mereka mengatakan; “Sungguh kami mendengar Alquran yang penuh keajaiban, menunjukkan ke jalan lurus, maka kami beriman kepadanya”. Barangsiapa yang berkata dengannya pasti benar, barangsiapa beramal dengannya pasti diberi pahala, barangsiapa berhukum dengannya pastilah adil, dan barangsiapa mengajak kepadanya pastilah ditunjuki ke jalan yang lurus.”

11. Pembaca Alquran akan ditinggikan derajatnya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا

“Akan dikatakan kepada pembaca Alquran “Bacalah dan naiklah (ke derajat yang tinggi), serta tartilkanlah sebagaimana kamu mentartilkannya ketika di dunia, karena kedudukanmu pada akhir ayat yang kamu baca.” (Hasan shahih, HR. Tirmidzi)

12. Dengan Alquran, Allah meninggikan suatu kaum dan dengannya pula Allah merendahkan suatu kaum

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

“Sesungguhnya Allah meninggikan suatu kaum karena Alquran ini dan merendahkan juga karenanya.” (HR. Muslim)

Yakni bagi orang yang mempelajari Alquran dan mengamalkan isinya, maka Allah akan meninggikannya. Sebaliknya, bagi orang yang mengetahuinya, namun malah mengingkarinya, maka Allah akan merendahkannya.

13. Orang yang membaca Alquran secara terang-terangan seperti bersedekah secara terang-terangan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اَلْجَاهِرُ بِالْقُرْآنِ كَالْجَاهِرِ بِالصَّدَقَةِ وَ الْمُسِرُّ بِالْقُرْآنِ كَالْمُسِرِّ بِالصَّدَقَةِ

“Orang yang membaca Alquran terang-terangan seperti orang yang bersedekah terang-terangan, dan orang yang membaca Alquran secara tersembunyi seperti orang yang bersedekah secara sembunyi.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i, lihat Shahihul Jaami’: 3105)

Oleh karena itu, bagi orang yang khawatir riya’ lebih utama membacanya secara sembunyi. Namun jika tidak khawatir, maka lebih utama secara terang-terangan.

14. Para penghapal Alquran dimuliakan oleh Islam

Di antara bentuk pemuliaan Islam kepada mereka adalah:

Mereka lebih berhak diangkat menjadi imam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hendaknya yang mengimami suatu kaum itu orang yang paling banyak (hapalan) terhadap Kitab Allah Ta’ala (Alquran). Jika mereka sama dalam hapalan, maka yang lebih mengetahui tentang sunah. Jika mereka sama dalam pengetahuannya tentang sunah, maka yang paling terdepan hijrahnya. Jika mereka sama dalam hijrahnya, maka yang paling terdepan masuk Islamnya –dalam riwayat lain disebutkan “Paling tua umurnya”-, janganlah seorang mengimami orang lain dalam wilayah kekuasaannya, dan janganlah ia duduk di tempat istimewa yang ada di rumah orang lain kecuali dengan izinnya.” (HR. Muslim)

Mereka lebih didahulukan dimasukkan ke dalam liang lahad, jika banyak orang yang meninggal
Pada saat perang Uhud banyak para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang gugur, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar yang lebih didahulukan dimasukkan ke liang lahad adalah para penghapal Alquran.

Berhak mendapatkan penghormatan di masyarakat
Oleh karena itu, di zaman Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu, para penghapal Alquran duduk di majlis musyawarahnya.

Berhak diangkat menjadi pimpinan safar
Imam Tirmidzi meriwayatkan –dan dia menghasankannya- bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengirim utusan beberapa orang, lalu beliau meminta masing-masing untuk membacakan Alquran, maka mereka pun membacakan Alquran. Ketika itu ada anak muda yang ternyata lebih banyak hapalannya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Surat apa saja yang kamu hapal, wahai fulan?” Ia menjawab: “Saya hapal surat ini, itu dan surat Al Baqarah.” Beliau berkata: “Apakah kamu hapal surat Al Baqarah?” Ia menjawab: “Ya.” Maka Beliau bersabda: “Berangkatlah, kamulah ketuanya.”

Ketika itu ada seorang yang terkemuka di antara mereka berkata: “Demi Allah, tidak ada yang menghalangiku untuk mempelajari suratAl Baqarah selain karena khawatir tidak sanggup mengamalkannya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَعَلَّمُوا الْقُرْآنَ، وَاقْرَأُوْهُ فَاِنَّ مَثَلُ الْقُرْآنِ لِمَنْ تَعَلَّمَهُ فَقَرَأَهُ وَقَامَ بِهِ كَمَثَلِ جِرَابٍ مَحْشُوٍّ مِسْكًا يَفُوْحُ رِيْحُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ، وَمَنْ تَعَلَّمَهُ فَيَرْقُدُ وَهُوَ فِي جَوْفِهِ كَمَثَلِ جِرَابٍ أُوْكِىَ عَلَى مِسْكٍ

“Pelajarilah Alquran dan bacalah, karena perumpamaan Alquran bagi orang yang mempelajarinya kemudian membacanya seperti kantong yang penuh dengan minyak wangi, dimana wanginya semerbak ke setiap tempat, dan perumpamaan orang yang mempelajarinya kemudian tidur (tidak mengamalkannya) padahal Alquran ada di hatinya seperti kantong yang berisi minyak wangi namun terikat.”

15. Tanda cinta kepada Allah adalah mencintai Alquran

Ibnu Mas’ud berkata, “Barangsiapa yang ingin dicintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah: “Jika ia mencintai Alquran, berarti ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Thabraniy dengan isnad, di mana para perawinya tsiqah)

Utsman bin ‘Affan berkata, “Kalau sekiranya hati kita bersih, tentu tidak akan kenyang (membaca) kitabullah.”


Info Belajar Ngaji di Tangerang Selatan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Ngaji di Tangerang

Belajar Ngaji di Ciledug

Belajar Ngaji di Cikokol